PRASYARAT WACANA
Oleh: Sulistriani (156047) / 2015
A
A.
Pendahuluan
Wacana dapat dikatakan
sebagai salah satu satuan bahasa
yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas sebuah kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi yang saling berkesinambungan atau berhubungan serta mempunyai awal dan akhiran yang nyata baik disampaikan secara lisan dan tertulis. Pengertian mengenai pernyataan
tersebut kini sudah diketahui bahwa wacana
memiliki syarat dari ungkapan “dengan koherensi dan kohesi yang
berkesinambungan serta mempunyai awal dan akhir yang nyata”. Beberapa para ahli berpandangan bahwa sebuah wacana terbentuk karena
adanya koherensi dan kohesi. Akan tetapi, koherensi dan kohesi itu saja belum
cukup untuk memenuhi prasyarat dari wacana. Untuk itu, selain koherensi dan
kohesi yang menjadi salah satu syarat dari wacana, Topik, proporsional, dan
tuturan juga merupakan prasyarat dari
sebuah wacana. karena, dalam wacana terdapat rentetan kalimat yang berkaitan yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk
kesatuan. Proposisi (kesejajaran dengan
topik) dan tindak tutur (tuturan pengungkap topik) menjadi dua hal yang
terpenting yang dimiliki oleh sebuah wacana.
B.
Kajian Teori
1. Prsayarat Wacana
a. Kohesi
Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk
secara structural yang membentuk ikatan sintaktikal. Konsep kohesif sebenarnya
mengacu tentang hubungan bentuk. Maksud dari pernyataan tersebut yakni, unsur-unsur
wacana (kata atau kalimat) yang digunakan dalam menyusun sebuah wacana memiliki
keterkaitan atau hubungan secara terpadu maupun utuh. Hanya dengan adanya hubungan
kohesif seperti itulah suatu unsur dalam sebuah wacana dapat di interpretasikan
sesuai dengan ketergantungannya dengan unsur-unsur lainnya. Kohesi wacana dapat
dibagi menjadi dalam dua aspek yaitu aspek kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Sedangkan
Kohesi leksikal, yaitu kepaduan bentuk sesuai dengan kata.
Gutwisnky, 1976 : 26 (Tarigan, 2009 : 93), kohesi merupakan organisasi sintaksis, merupakan wadah
kalimat-kalimat disususun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Hal
ini berarti bahwa hohesi adalah hubungan antarkalimat dalam sebuah wacana, baik
dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu.
Kohesi wacana terbagi
dalam dua aspek yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal
artinya kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi leksikal artinya
kepaduan bentuk sesuai dengan kata.
Jadi, yang dimaksud dengan
Kohesi yakni perpaduan bentuk structural dan membentuk ikatan sintaktikal serta
mempunyai konsep yang mengacu kepada hubungan bentuknya.
1. Kohesi gramatikal
Referensi (pengacuan), merupakan
pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan lainnya. Di lihat dari
acuannya.
a.
Referensi
(pengacuan) merupakan pengacuan satuan lingual tertentu terhadap satuan
lainnya. Di lihat dari acuannya, referensi terbagi atas:
1. Referensi eksofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di luar
teks wacana. Contoh: Itu matahari, ‘benda berpijar yang menerangi alam ini’
2. Referensi endofora yaitu pengacuan satuan lingual yang berada di dalam
teks wacana. Referensi endofora terbagi atas:
1.1. Referensi anaphora yaitu pengacuan satual lingual yang disebutkan
terlebih dahulu, mengacu yang sebelah kiri.
1.2. Referensi katafora yaitu pengacuan satuan lingual yang disebutkan
setelahnya, mengacu yang sebelah kanan.
b. Subtitusi ( penggantian), sebagai penggantian
satuan lingual dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda.
|
Elipsis
atau pelesapan, adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang sudah disebutkan
sebelumnya. Contoh: Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan, ketika saya
menghadapi saat-saat yang menentukan dalam penyusunan skripsi ini. Terima
kasih. Kalimat kedua yang berbunyi terima kasih merupakan elipsis. Unsur yang
hilang adalah subjek dan predikat. Kalimat tersebut selengkapnya berbunyi:
Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan, ketika saya menghadapi saat-saat
yang menentukan dalam penyusunan skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih.
d. Konjungsi (perangkaian), adalah kohesi
gramatikal yang dilakukan dengan menghubungkan unsure yang satu dengan unsure
yang lain. Unsur yang dirangkai berupa kata, frasa, klausa, dan paragraf.
d.1 Tabel macam-macam konjungsi
1.
Sebab-
e. Kohesi Leksikal (Perpaduan bentuk
dalam struktur kata)
e.1 Tabel macan-macam kohesi leksikal
b.
Koherensi
Unsur-unsur
Koherensi antara lain:
1.
Penambahan, yang berupa:
dan, juga, lagi pula, selanjutnya, dll.
2.
Repetisi atau pengulangan
3.
Pronomina
4.
Sinonimi
5.
Totalitas Bagian
6.
Komparasi atau
perbandingan. Komparasi digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda.
7.
Penekanan, penekanan
digunakan untuk menekankan yang dianggap penting.
8.
Kontras
9.
Simpulan, dengan kata-kata
yang mengacu kepada hasil atau simpulan pun, kita dapat juga meningkatkan
kekoherensifan wacana.
10.
Paralelisme atau
kesejajaran.
11.
Waktu
Jadi, Koherensi merupakan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya sehingga kalimat tersebut
mempunyai kesatuan arti yang utuh.
c. Topik
Sebuah wacana mengungkapkan satu bahasan atau gagasan. Gagasan tersebut akan diurai, akan membentuk
serangkaian penjelasan tetapi tetap merujuk pada satu topik. Sehingga topik
yang diangkat atau yang dimaksud memberikan suatu tujuan. Tujuan-tujuan tersebut
yang teradapat didalam sebuah wacana, dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis wacana. Seperti wacana persuasif, tujuannya untuk mempengaruhi pembaca.
Atau bisa berupa simbol huruf P pada rambu-rambu lalu lintas, memberikan tujuan
menginformasikan pengguna jalan, bahwa tempat bersimbol P adalah tempat parkir.
Jadi, Topik dapat dikatakan sebagai sebuah wacana yang
pengungkapannya dalam satu bahasan atau gagasan yang diurai sehingga membentuk
serangkaian penjelasan yang merujuk pada suatu topic.
d. Proporsional
Prosorsional
yang dimaksud ialah keseimbangan dalam makna yang ingin dijabarkan dalam
wacana, atau makna yang terdapat dalam wacana, ialah seimbang. Misalnya apabila
sebuah wacana persuasif, wacana yang mempengaruhi pembaca untuk membeli suatu
produk, maka dalam wacana tersebut harus terdapat kesinambungan yang tepat
antara paragraf yang satu dengan yang lain. apabila paragraf pertama terdapat
beberapa tuturan yang mempengaruhi pembaca dengan satu topik, maka paragraf
kedua juga harus tetap meruju pada satu topik dan dimungkinkan lebih merujuk
pada hal yang khusus. Sehingga antara paragraf yang satu dengan yang lain padu
dan tidak membingungkn pembaca.
Jadi, kesimpulan dari
proporsional adalah keseimbagan dalam sebuah makna yang akan dijabarkan dalam
wacana. Hal ini juga bisa dikatakan makna atau arti dalam sebuah wacana itu
memiliki sifat yang seimbang.
e. Tuturan
Tuturan yang dimaksud adalah
pengungkapan suatu topik yang ada dalam wacana. Baik tutur tulis atau tutur
lisan. tuturan kaitannya menjelaskan suatu topik yang terdapat dalam wacana
dengan tetap adanya kohesi dan koherensi yang proporsional di dalamnya.
Jadi,
tuturan yakni suatu ungkapan mengenai topic dalam wacana yang berbentuk tulisan
maupun lisan. Tuturan menjelaskan topic yang tidak lepas dengan kohesi dan
koherensi yang seimbang.
Kesimpulan
dari beberapa pernyataan diatas mengenai “Prasyarat Wacana” penjelasan wacana, Wacana dapat dikatakan
sebagai salah satu satuan bahasa
yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas sebuah kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi yang saling berkesinambungan atau berhubungan serta mempunyai awal dan akhiran yang nyata baik disampaikan secara lisan dan tertulis. tidak hanya itu, penulisan ini
juga membahas tentang syarat-syarat yang ada didalam sebuah wacana yakni yang
meliputi Kohesi, koherensi, proporsional, topik, dan tuturan.
Contoh Wacana :
1. Elipsis
- Saya berbelanja di Super Market
baru kemarin. Di sana lengakap menjual kebutuhan sehari-hari.
- Kabupaten Paser merupakan penghasil minyak terbesar di Kalimantan
Timur. Di sana banyak terdapat pabrik sawit sebagai alat untuk mengolah buah
sawit menjadi minyak mentah.
2. Contoh Wacana Kohesi Referensi Eksoforis
- Jika ‘Anda’ berkunjung ke kedai Bunda
Flamboyan di Jalan Cendana 1 Bajarmasin, maka ‘Anda’ akan melewati Asrama Putri
Petong.
Sumber:
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa Grup
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar