TEKS, KOTEKS, DAN KOTEKS
Oleh: Sulistriani (156047) / 2015
A
A.
Pendahuluan
Pesatnya perkembangan ilmu linguistik
berawal dengan adanya perkembangan tata bahasa yang bertitik pusat pada kalimat
dan jenis kata yang hingga pada akhirnya sebagai kajian wacana. Penggunaan
sebuah wacana bukan hanya mengenai cakupan ujaran, akan tetapi juga terdapat
pada pembicaraan umum, dan tulisan seperti laporan ilmiah. Melalui wacana,
manusia dapat melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya yakni seperti
saling menyapa, berkomunikasi (bercakap-cakap). Analisis wacana dapat dikatakan
sebagai suatu kajian yang meneliti bahasa yang digunakan secara alamiah, baik
berbentuk tulis maupun lisan terhadap pengguna yang disebut juga dengan elemen
masyarakat.
Alasan dalam membuat essai makalah
yang berjudul “Teks, Koteks, dan Konteks” ini yakni dalam kehidupan sehari-hari
secara tidak langsung masyarakat pun telah menggunakan wacana dalam kehidupan.
Wacana yang dimaksud yakni mengenai teks, koteks, dan konteks. Dari ketiga wacana
tersebut saling berhubungan atau terdapat keterkaitan dalam konteks kalimatnya.
Tujuan dari sebuah wacana tidak lain adalah mengandung sebuah informasi
pengetahuan yang terdapat dalam isi wacana tersebut. sama halnya dengan teks,
koteks, dan konteks yang memiliki sebuah tujuan baik yang berbentuk tersirat
maupun terseurat.
Tujuan penulisan ini tidak lain
adalah untuk menarik kesimpulan mengenai bahasan teks, koteks, dan konteks.
Selain itu terdapat tujuan yang lain seperti pengertian dari teks, koteks, dan
konteks serta contoh dari ketiga wacana tersebut yakni teks, koteks, dan
konteks. Penulisan ini juga untuk memberikan sebuah pengetahuan, pemahaman, dan
wawasan kepada pembaca. Manfaat pentingnya dalam penulisan yang berjudul “Teks,
koteks, dan konteks” ini salah satunya yakni seseorang dapat mengetahui dan
memahami pengertian teks, koteks, dan konteks serta bentuk atau contoh dari
Teks, koteks, dan konteks.
B.
Kajian
Teori
1. Definisi
1.1 Teks
Teks
merupakan (1) satuan bahasa yang terlengkap bersifat abstrak, (2) deretan
kalimat, fakta, dan sebagainya yang membentuk sebuah ujaran, (3) ujaran yang
dihasilkan dalam interaksi manusia. Teks
juga dapat dikatakan sebagai satuan bahasa yang yang berupa bahasa tulis dan
bahasa lisan yang dihasilkan dari interaksi atau komunikasi manusia (Kridalaksana:2011:238).
Sobur Alex (2012:54) pengertian teks
dalam sebuah teori bahasa, yang dinamakan dengan teks yakni sebuah teks yang
tak lebih dari himpunan huruf yang membentuk kata dan kalimat yang dirangkai dengan
menggunakan sistem tanda yang telah disepakati oleh masyarakat, sehingga teks
apabila dibaca akan dapat mengungkapkan makna atau arti yang terkandung dalam
teks tersebut.
Teks memiliki pengertian, antara lain:
1)
Teks mengandung pesan di dalam isi teks tersebut.
2)
Bersifat abstrak, sinkronis, diakronis.
3)
Terdapat syarat, gesture, mimik, dan intonasi.
4)
Memiliki kualitas dan kuantitas.
Jadi, teks yakni salah
satu satuan bahasa yang berbentuk ujaran bahkan terdapat sebuah himpunan huruf
yang membentuk kata dan kalimat.
1.2 Koteks
Koteks adalah teks yang bersifat
sejajar (sama), koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks yang lainnya.
Keberadaan sebuah teks yang didampingi tersebut, dapat terletak diawal maupun
diakhir teks yang mendampingi (mengiringi).
Kridalaksana (2011:137) koteks berarti sebagai kalimat
atau sebuah unsur-unsur yang mendahului atau mengikuti sebuah unsur lain dalam
wacana. Dimana teks yang mendampingi teks lain tersebut memiliki keterkaitan
dan kesejajaran.
Menurut Dell Hyms, pengertian mengenai koteks yakni:
Participan
End
Aa
Key
Instrumen
Genre
Jadi, kesimpulan
mengenai koteks yakni kalimat yang berada diawal (mendahului) dan maupun
mengikuti sebuah unsur yang terdapat dalam sebuah wacana serta mememiliki
keterkaitan (hubungan) dan kesejajaran (kesamaan).
1.3 Konteks
Kontek merupakan sesuatu yang dianggap sebagai sebab atau
alasan terjadinya suatu pembicaraan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
tuturan, arti, maksud, maupun informasinya, dan sangat bergantung pada konteks
yang melatarbelakangi peristiwa tuturan tersebut (Mulyana: 2005:21)
Kridalaksana (2011:134)
mendefinisikan konteks yakni (1) aspek-aspek atau lingkungan fisik sosial yang
terdapat keterkaitan dengan ujaran tertentu, (2) Pengetahuan yang sama-sama
memiliki pembicara dan pendengar sehingga sang pendengar memahami apa yang
dimaksud dari pembicara.
Jadi, konteks adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan ujaran (tuturan tertentu dan memiliki
pembicara dan pendengar sehingga sang pendengar.
a. Jenis-jenis konteks
1. konteks situasi : lingkungan langsung
tempat teks itu berfungsi. Keseluruhan lingkunagan, baik lingkungan tutur,
maupun dalam lingkungan tempat sebuah teks diproduksi. Maksudnya baik
diproduksi tertulis maupun lisan.
2. kontek pengetahuan : sesuatu yang yang
mungkin bisa diketahui oleh antara si pembaca dengan mitra tutur dan bagaimana
pengetahuan terebut membimbing dalam penggunaan bahasa dan interpretasinya
(Schffrin;2007: 549) adapun macam-macam teks pengetahuan, anatara lain:
(1) Teori tindak
tutur konteks
(2) Pragmatik model
grice dan konteks
Imam Syafi’I (1990:126) konteks
terjadinya suatu percakapan dapat dipilah menjadi emapat macam, yaitu:
1) kontek linguistik
(kalimat-kalimat yang terdapat dalam sebuah percakapan).
2) konteks epistemis
(latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh partisipan).
3) konteks fisik
(tempat terjadinya percakapan, objek yang disajikan di dalam percakapan dan
tindakan partisipan).
4) konteks sosial (relasi
sosio-kultural yang melengkapi hubungan antar pelaku atau partisipan dalam
sebuah percakapan).
Jadi, dapat disimpulkan
bahwasannya konteks konteks terjadinya suatu percakapan antara lain: kontek
linguistik, konteks epistemis, konteks fisik, dan konteks sosial.
2. Hubungan Teks, Koteks, dan Konteks
Teks merupakan esensi wujud suatu
bahasa. Sebuah teks bukan sekedar unit tata bahasa yang tampak, akan tetapi,
teks merupakan unit semantic yang mempunyai satu-kesatuan arti atau makna.
Koteks yakni teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan
dengan teks yang lainnya, maksudnya teks yang satu berhubungan dengan teks yang
lainnya. Dimana, teks teks lain tersebut dapat berada diawal (depan) ataupun
mendahului atau berada diakhir (belakang) ataupun mengiringi. Sedangkan konteks
ialah situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi. Konteks juga dapat dikatakan
sebagai sebab atau alasan terjadinya suatu pembicara (dialaog ataupun teks). Hubungan
antara teks, koteks, dan konteks terdapat keterkaitan atau saling berhubungan.
Sesuai dengan pernyataan tersebut, keterkaitan dapat dilihat dari segi hakikat
yang telah menjelaskan mengenai teks, koteks, dan konteks.
Kesimpulan
dari beberapa pernyataan diatas mengenai “Teks, Koteks, dan Konteks” yaitu salah satu satuan bahasa yang berbentuk ujaran bahkan
terdapat sebuah himpunan huruf yang membentuk kata dan kalimat (Teks). Koteks
yakni kalimat yang berada diawal (mendahului) dan maupun mengikuti sebuah unsur
yang terdapat dalam sebuah wacana serta mememiliki keterkaitan (hubungan) dan
kesejajaran (kesamaan). Sedangkan
konteks yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan ujaran (tuturan tertentu
dan memiliki pembicara dan pendengar sehingga sang pendengar. Jenis-jenis konteks terdiri dari: kontek
linguistik, konteks epistemis, konteks fisik, dan konteks sosial. Adapun terdapat hubungan antara teks,
koteks, dan konteks yakni
Contoh wacana (Teks) :
Saat ini, kenakalan remaja tidak hanya terbatas pada
masalah tawuran saja. Kenakalan remaja ini kini menjadi lebih meluas pada
hal-hal seperti narkoba dan seks bebas. Saat ini kasus aborsi akibat dari seks
bebas di kalangan remaja bertambah setiap tahunnya sekitar 30% hingga 40%.
Kondisi seperti ini sungguh menyedihkan mengingat kualitas pendidikan di negara
ini masih begitu-begitu saja.
Solusi yang dirasa paling tepat adalah dengan
memberikan pendidikan agama serta menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang
kondusif. Dengan begitu, remaja bisa terperhatikan dan terjaga dari kenakalan
remaja.
Contoh wacana (Koteks) :
Terimakasih.
Jalan pelan-pelan banyak anak-anak
Contoh wacana (Konteks) :
Pembicara :
Ibu
Pendengar :
Bapak
Tempat : Rumah
Situasi : Menunggu anaknya
kembali dari rumah pamannya karena mengambil sesuatu yang dipinjam.
Waktu : 09.00
Ketika si anak kembali, si ibu mengatakan, “cepat sekali kamu pulang.”
Sumber:
Shiffrin, Debora.
2007.Ancangan Kajian Wacana. (terjemahan Enang Unang, dkk) Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
http://mogamigunani.blogspot.com/2009/10/kajian-wacana-teks-koteks-dan-konteks.html?m=1 (selasa, 03 April 2018)